Generasi Z, yang lahir antara tahun 1997 dan 2012, dikenal sebagai generasi yang sangat terhubung dengan teknologi dan media sosial. Namun di balik kemajuan teknologi ini, muncul fenomena baru yang dikenal sebagai “doom spending.” Doom spending adalah perilaku berbelanja secara impulsif dan berlebihan sebagai cara untuk mengatasi stres atau kecemasan tentang masa depan. Fenomena ini semakin marak di kalangan Gen Z, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi global. Artikel ini akan membahas fenomena ini dan memberikan strategi praktis untuk mengontrol pengeluaran.
Pengertian Doom Spending
Doom Spending adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kebiasaan berbelanja tanpa rencana yang sering kali dipicu oleh perasaan negatif seperti stres, kecemasan, atau kebosanan. Ini adalah respons emosional yang dapat menyebabkan pembelian impulsif, yang sering kali tidak perlu dan dapat mengganggu tujuan keuangan jangka panjang. Fenomena ini sering kali dipicu oleh ketidakpastian ekonomi, ketidakstabilan pekerjaan, dan tekanan sosial dari media sosial yang mempromosikan gaya hidup mewah.
Mengapa Gen Z Rentan Terhadap Doom Spending?
Generasi Z, yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga awal 2000-an, tumbuh dalam dunia yang serba digital. Mereka terpapar pada iklan dan influencer yang terus-menerus mempromosikan gaya hidup konsumtif. Selain itu, ketidakpastian ekonomi dan tekanan sosial juga berkontribusi terhadap perilaku pengeluaran yang berlebihan.
Penyebab Doom Spending di Kalangan Gen Z
- Ketidakpastian Ekonomi: Banyak anggota Gen Z yang merasa pesimis tentang masa depan ekonomi mereka. Mereka merasa sulit untuk menabung atau merencanakan masa depan karena ketidakpastian ekonomi yang terus berlanjut.
- Tekanan Sosial: Media sosial memainkan peran besar dalam mendorong doom spending. Gambar-gambar dan video tentang gaya hidup mewah sering kali membuat Gen Z merasa perlu untuk mengikuti tren tersebut, meskipun mereka tidak mampu secara finansial.
- Kecemasan dan Stres: Banyak anggota Gen Z yang menggunakan belanja sebagai cara untuk mengatasi stres dan kecemasan. Belanja memberikan kepuasan instan yang dapat membantu meredakan perasaan negatif, meskipun hanya sementara.
Dampak Negatif Doom Spending
- Utang yang Menumpuk: Doom spending dapat menyebabkan utang yang menumpuk karena pengeluaran yang tidak terkendali. Banyak anggota Gen Z yang menggunakan kartu kredit atau layanan “beli sekarang, bayar nanti” yang akhirnya menambah beban finansial mereka.
- Kurangnya Tabungan: Dengan pengeluaran yang berlebihan, banyak anggota Gen Z yang kesulitan untuk menabung. Hal ini dapat berdampak negatif pada masa depan finansial mereka, terutama dalam hal perencanaan pensiun atau pembelian rumah.
- Kesehatan Mental: Meskipun belanja dapat memberikan kepuasan instan, dampak jangka panjangnya dapat merusak kesehatan mental. Rasa bersalah dan stres akibat utang dapat memperburuk kondisi mental seseorang.
Cara Mengontrol Pengeluaran
Berikut ini adalah beberapa cara mengontrol pengeluaran pada Gen Z:
- Buat Anggaran: Membuat anggaran bulanan dapat membantu mengontrol pengeluaran. Dengan mengetahui berapa banyak uang yang masuk dan keluar, Gen Z dapat lebih bijak dalam mengelola keuangan mereka.
- Hindari Godaan Media Sosial: Mengurangi waktu yang dihabiskan di media sosial dapat membantu mengurangi tekanan untuk mengikuti gaya hidup mewah. Fokuslah pada kebutuhan daripada keinginan.
- Gunakan Metode “30 Hari”: Sebelum membeli barang yang tidak penting, tunggu selama 30 hari. Jika setelah 30 hari masih merasa perlu untuk membeli barang tersebut, maka belilah. Metode ini dapat membantu mengurangi pembelian impulsif.
- Cari Alternatif untuk Mengatasi Stres: Alih-alih berbelanja, cari cara lain untuk mengatasi stres seperti berolahraga, meditasi, atau berbicara dengan teman dan keluarga.
- Edukasi Finansial: Meningkatkan pengetahuan tentang manajemen keuangan dapat membantu Gen Z membuat keputusan yang lebih bijak. Banyak sumber daya online yang dapat membantu dalam hal ini.
Kesimpulan
Doom spending adalah fenomena yang semakin marak di kalangan Gen Z, didorong oleh ketidakpastian ekonomi, tekanan sosial, dan kecemasan. Meskipun belanja dapat memberikan kepuasan instan, dampak jangka panjangnya dapat merusak kesehatan finansial dan mental. Oleh karena itu, penting bagi Gen Z untuk belajar mengontrol pengeluaran mereka dengan membuat anggaran, menghindari godaan media sosial, dan mencari alternatif untuk mengatasi stres. Dengan langkah-langkah ini, Gen Z dapat membangun masa depan finansial yang lebih stabil dan sehat.
Semoga artikel ini bermanfaat dan membantu Gen Z dalam mengelola keuangan mereka dengan lebih baik! Jika ada pertanyaan atau butuh informasi lebih lanjut, jangan ragu untuk bertanya.