Kebiasaan makan pilih-pilih pada anak sering kali menjadi sumber kekhawatiran bagi orang tua. Banyak yang bertanya-tanya apakah mereka melakukan sesuatu yang salah dalam pola asuh mereka. Namun sebuah studi terbaru mengungkapkan bahwa kebiasaan makan pilih-pilih ini lebih banyak dipengaruhi oleh faktor genetik daripada pola asuh. Artikel ini akan membahas temuan studi tersebut dan implikasinya bagi orang tua.
Temuan Studi
Studi yang dipublikasikan dalam Journal of Child Psychology & Psychiatry ini melibatkan 4.804 pasangan kembar yang lahir di Inggris pada tahun 2007. Para peneliti membandingkan kebiasaan makan anak-anak ini dari usia 16 bulan hingga 13 tahun. Hasilnya menunjukkan bahwa faktor genetik berkontribusi sebesar 60% terhadap variasi kebiasaan makan pilih-pilih pada usia 16 bulan, dan meningkat menjadi 74-84% pada usia 3 hingga 13 tahun.
Definisi Kebiasaan Makan Pilih-Pilih
Kebiasaan makan pilih-pilih, atau yang disebut juga sebagai “food fussiness,” didefinisikan sebagai kecenderungan untuk hanya makan jenis makanan tertentu dan sering kali menolak mencoba makanan baru. Anak-anak yang memiliki kebiasaan ini biasanya sangat selektif terhadap rasa dan tekstur makanan.
Dampak pada Orang Tua
Temuan ini memberikan kelegaan bagi banyak orang tua yang merasa bersalah atau disalahkan atas kebiasaan makan anak mereka. Menurut Zeynep Nas, penulis utama studi ini dari University College London, kebiasaan makan pilih-pilih bukanlah hasil dari pola asuh yang buruk. Hal ini dapat membantu mengurangi tekanan dan rasa bersalah yang sering dirasakan oleh orang tua.
Peran Genetik dalam Kebiasaan Makan
Dengan mempelajari pasangan kembar, para peneliti dapat membedakan pengaruh genetik dan lingkungan terhadap kebiasaan makan. Pasangan kembar identik yang berbagi 100% gen menunjukkan kebiasaan makan yang lebih mirip dibandingkan dengan pasangan kembar non-identik yang hanya berbagi 50% gen. Hal ini menunjukkan bahwa genetik memainkan peran besar dalam menentukan kebiasaan makan anak.
Implikasi bagi Pola Asuh
Meskipun genetik memiliki pengaruh besar, lingkungan tetap memainkan peran penting, terutama pada usia dini. Misalnya, kebiasaan makan bersama keluarga dapat membantu anak-anak terbiasa dengan berbagai jenis makanan. Clare Llewellyn, peneliti senior dalam studi ini, menyarankan bahwa intervensi untuk membantu anak-anak makan berbagai jenis makanan sebaiknya dilakukan sejak dini.
Dampak Kebiasaan Makan Pilih-Pilih Pada Kesehatan Anak
Kebiasaan makan pilih-pilih pada anak dapat memiliki beberapa dampak negatif pada kesehatan mereka. Berikut adalah beberapa dampak utama yang perlu diperhatikan:
Pola Makan yang Buruk
Anak yang suka pilih-pilih makanan cenderung memiliki pola makan yang tidak sehat. Mereka mungkin hanya mau makan jenis makanan tertentu, yang dapat menyebabkan kurangnya variasi dalam asupan nutrisi mereka. Pola makan yang monoton ini bisa terbawa hingga dewasa, sehingga meningkatkan risiko masalah kesehatan jangka panjang.
Kekurangan Nutrisi
Pilih-pilih makanan dapat menyebabkan anak kekurangan nutrisi penting seperti zat besi, zinc, vitamin, dan mineral lainnya. Kekurangan nutrisi ini dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak, serta menurunkan daya tahan tubuh mereka.
Masalah Pencernaan
Kebiasaan makan pilih-pilih juga dapat menyebabkan masalah pencernaan seperti sembelit. Anak yang tidak mengonsumsi cukup serat dari buah dan sayuran mungkin mengalami kesulitan buang air besar, yang bisa menyebabkan ketidaknyamanan dan masalah kesehatan lainnya.
Gangguan Emosional dan Perilaku
Masalah picky eater juga dapat menyebabkan gangguan emosional. Anak-anak yang sering dipaksa makan makanan yang tidak mereka sukai bisa mengalami stres dan kecemasan saat waktu makan. Hal ini dapat mempengaruhi hubungan mereka dengan makanan dan pola makan mereka di masa depan.
Risiko Penyakit Kronis
Pola makan yang tidak seimbang dan kekurangan nutrisi dapat meningkatkan risiko anak terkena penyakit kronis di kemudian hari, seperti obesitas, diabetes, dan penyakit jantung. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memastikan anak-anak mereka mendapatkan asupan nutrisi yang seimbang dan beragam.
Dengan pendekatan yang tepat, orang tua dapat membantu anak-anak mereka mengembangkan kebiasaan makan yang lebih sehat dan beragam, sehingga mendukung pertumbuhan dan perkembangan mereka secara optimal.
Strategi Mengatasi Kebiasaan Makan Pilih-Pilih
Berikut beberapa strategi yang dapat membantu orang tua mengatasi kebiasaan makan pilih-pilih pada anak:
- Eksposur Berulang: Terus menawarkan makanan yang sama secara berulang dapat membantu anak terbiasa dengan makanan tersebut.
- Makan Bersama Keluarga: Mengajak anak makan bersama keluarga dapat menciptakan suasana yang positif dan mendukung.
- Variasi Makanan: Menyediakan berbagai jenis makanan, terutama buah dan sayuran, dapat membantu anak mengenal dan menyukai berbagai rasa dan tekstur.
- Tidak Memaksa: Hindari memaksa anak untuk makan makanan tertentu, karena hal ini dapat menimbulkan resistensi dan stres.
Kesimpulan
Kebiasaan makan pilih-pilih pada anak sering kali disebabkan oleh faktor genetik, bukan pola asuh, menurut sebuah studi terbaru. Penelitian ini menunjukkan bahwa genetik berkontribusi besar terhadap kebiasaan makan anak, dengan pengaruh mencapai 60-84% pada usia 16 bulan hingga 13 tahun. Meski begitu, lingkungan tetap berperan, terutama pada usia dini, sehingga kebiasaan makan yang sehat dapat dibentuk melalui interaksi positif, seperti makan bersama keluarga. Kebiasaan pilih-pilih makanan bisa berdampak pada kesehatan anak, termasuk kurangnya asupan nutrisi, gangguan pertumbuhan, dan masalah pencernaan. Dengan strategi seperti eksposur makanan berulang, variasi makanan, dan tidak memaksa anak, orang tua dapat membantu anak mengembangkan pola makan yang lebih sehat dan beragam.