Starbucks cabang ini bukan berada di mall atau pusat kota biasa. Ia berdiri di atas observatorium Aegibong Peace Ecopark, sebuah taman ekologi yang dulunya pangkalan militer. Terletak di Gimpo, Gyeonggi Province, cabang ini menawarkan pemandangan luar biasa: hamparan sawah dan sungai di wilayah Korea Utara, hanya sejauh 1,4 kilometer. Keunikan lokasi ini membuat banyak orang penasaran dan ingin merasakan pengalaman secangkir kopi sambil menatap daerah yang selama ini tertutup tirai politik.
Lokasi dan Daya Tarik
Aegibong Peace Ecopark dibuka kembali setelah renovasi besar, menata ulang bekas barak militer menjadi ruang hijau dan observatorium. Di sinilah Starbucks membuka cabangnya, memanfaatkan sudut paling tinggi dengan jendela kaca lebar. Para pengunjung bisa menikmati berbagai pilihan minuman kopi, teh, hingga camilan ringan sambil melihat pemandangan Sungai Imjin yang membatasi dua Korea. Nama lain “North Korea-view Starbucks” pun melekat, menegaskan daya tariknya yang berbeda dari gerai-gerai lainnya.
Pengalaman Unik Pengunjung

Rasa penasaran menjadi daya pikat utama. Beberapa pengunjung datang bukan semata untuk kopi, melainkan ingin merasakan sensasi melihat Korea Utara dari jarak dekat. Foto-foto yang diunggah di media sosial menambah efek viral, memperkuat citra cabang ini sebagai destinasi wajib. Saat matahari pagi menembus kabut di seberang sungai, siluet pegunungan dan ladang padi di wilayah Hwanghae terlihat dramatis, seolah membuka jendela sejarah dan politik yang selama ini hanya bisa dibayangkan.
Akses dan Prosedur Kunjungan

Untuk masuk ke area ini pengunjung wajib melakukan reservasi online atau membeli tiket langsung di loket taman. Setelah itu, mereka menumpang bus antar-jemput yang melewati pos pemeriksaan militer. Jam operasional Starbucks dibatasi, mulai pukul 10.00 hingga 16.30 sesuai aturan taman. Meski terkesan ribet, prosedur ketat justru menambah kesan eksklusif dan aman pada pengalaman berkunjung.
Tren Pengunjung dan Statistik

Dalam kurun tujuh bulan sejak pembukaan November 2024 hingga akhir Juni 2025, cabang ini dikunjungi lebih dari 120.000 orang. Rata-rata pengunjung akhir pekan mencapai hampir 1.000 orang per hari, dua kali lipat dibanding hari kerja. Kebanyakan datang berkelompok, terutama keluarga yang memadati area indoor maupun outdoor di sekitar observatorium. Pada hari biasa, beragam pengunjung hadir mulai dari pelajar, tur grup, hingga anggota militer yang sedang berlibur.
Dampak Terhadap Penjualan

Ketertarikan tinggi pada konsep “ngopi sambil lihat Korea Utara” juga mendorong penjualan makanan dan minuman di cabang ini. Penjualan makanan dilaporkan 30 persen lebih banyak dibanding gerai Starbucks pada umumnya. Banyak keluarga dan kelompok wisata memilih paket camilan untuk menikmati suasana santai. Sementara itu, minuman khas seperti latte, cappuccino, dan minuman instagenic dengan topping unik ikut terjual laris, menambah variasi pilihan bagi yang ingin berkunjung.
Perubahan Kunjungan Taman Ekologi

Kehadiran Starbucks memberi dampak positif bagi Aegibong Peace Ecopark. Pada empat bulan pertama 2025, jumlah pengunjung taman mencapai 129.000 orang, 68 persen dari total kunjungan tahun sebelumnya. Kenaikan kunjungan ini membuktikan bahwa satu gerai kopi bisa mengubah persepsi dan nilai sebuah destinasi wisata. Taman yang sempat sepi kini ramai, menyediakan peluang bagi pelaku pariwisata lokal, pedagang makanan, dan pemandu wisata.
Lonjakan Wisatawan Asing

Menariknya, peningkatan pengunjung juga datang dari luar negeri. Rata-rata kunjungan wisatawan asing per bulan melonjak dari sekitar 1.300 menjadi 3.300 orang. Banyak media internasional seperti CNN dan Reuters menyoroti cabang Starbucks ini, menambah daya tarik bagi turis mancanegara. Mereka tak hanya ingin menyeruput kopi, tapi juga merasakan atmosfer perbatasan yang selama ini jarang dijamah oleh wisatawan biasa.
Makna dan Pesan di Balik Kopi

Lebih dari sekadar bisnis kopi, cabang ini menyimpan pesan damai. Melalui desain taman ekologi dan observatorium, pengunjung diajak merenung tentang kondisi dua Korea. Saat menatap wilayah utara, tercipta rasa empati dan kesadaran akan pentingnya perdamaian. Starbucks, dengan kehadirannya, menjadi fasilitator pengalaman yang memadukan konsumsi dan refleksi sosial.
Kesimpulan
Starbucks di Aegibong Peace Ecopark membuktikan bahwa inovasi lokasi bisa menciptakan magnet wisata baru. Lebih dari 120.000 orang telah mencicipi kopi sambil menatap Korea Utara dalam tujuh bulan. Tak hanya soal rasa kopi, pengunjung mendapatkan pengalaman langka yang memadukan sejarah, politik, dan keindahan alam. Gerai ini menjadi contoh bagaimana kreativitas dalam menempatkan bisnis bisa membuka cakrawala baru bagi pelanggan dan destinasi wisata.
