Eksperimen adalah salah satu cara untuk menemukan hal-hal baru dan menarik dalam bidang ilmu pengetahuan. Namun tidak semua eksperimen berjalan sesuai dengan rencana atau harapan. Beberapa eksperimen bahkan menimbulkan kontroversi, kekejaman, atau bahaya bagi manusia dan lingkungan. Berikut adalah 7 eksperimen yang mencengangkan dunia karena hasil atau metodenya yang luar biasa.
1. Eksperimen Stanford Prison
Eksperimen ini dilakukan oleh psikolog Philip Zimbardo pada tahun 1971 di Universitas Stanford. Tujuannya adalah untuk menguji pengaruh peran sosial dan situasi pada perilaku manusia. Zimbardo membagi 24 mahasiswa menjadi dua kelompok: penjaga dan tahanan. Mereka kemudian dimasukkan ke dalam penjara palsu yang dibangun di ruang bawah tanah universitas. Eksperimen ini seharusnya berlangsung selama dua minggu, tetapi harus dihentikan setelah enam hari karena situasinya menjadi sangat brutal dan tidak manusiawi. Penjaga mulai menyalahgunakan kekuasaan mereka dan menyiksa tahanan secara fisik dan mental. Tahanan pun mengalami stres, depresi, dan trauma. Eksperimen ini menunjukkan bahwa manusia dapat berubah menjadi jahat atau patuh tergantung pada peran dan lingkungan yang mereka hadapi.
2. Eksperimen Bom Atom
Eksperimen ini dilakukan oleh para ilmuwan yang tergabung dalam Proyek Manhattan pada tahun 1940-an. Mereka berhasil menciptakan senjata nuklir pertama di dunia dengan memecah atom uranium atau plutonium. Senjata ini kemudian diuji coba di Alamogordo, New Mexico, pada tanggal 16 Juli 1945. Ledakan yang dihasilkan sangat dahsyat dan menciptakan awan jamur raksasa di langit. Eksperimen ini membuka jalan bagi penggunaan bom atom dalam Perang Dunia II, yaitu di Hiroshima dan Nagasaki, Jepang, pada bulan Agustus 1945. Bom atom ini menewaskan ratusan ribu orang dan menyebabkan dampak buruk bagi kesehatan dan lingkungan hingga puluhan tahun kemudian.
3. Eksperimen Tuskegee Syphilis
Eksperimen ini dilakukan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat pada tahun 1932-1972. Tujuannya adalah untuk mempelajari perkembangan penyakit sifilis pada pria kulit hitam yang tinggal di daerah pedesaan Alabama. Sebanyak 600 pria menjadi subjek eksperimen ini, 399 di antaranya terinfeksi sifilis dan 201 tidak. Mereka tidak diberitahu tentang penyakit mereka dan tidak diberikan pengobatan yang tepat, meskipun obat penicillin sudah tersedia sejak tahun 1940-an. Mereka hanya diberikan plasebo, vitamin, atau obat-obatan yang tidak efektif. Banyak dari mereka yang meninggal, menderita cacat, atau menularkan penyakitnya kepada istri atau anak-anak mereka. Eksperimen ini baru terungkap ke publik pada tahun 1972 oleh seorang wartawan bernama Jean Heller. Eksperimen ini menimbulkan kemarahan dan kritik karena melanggar hak asasi manusia dan etika medis.
4. Eksperimen Milgram
Eksperimen ini dilakukan oleh psikolog Stanley Milgram pada tahun 1961-1963 di Universitas Yale. Tujuannya adalah untuk menguji ketaatan manusia terhadap otoritas, terutama dalam konteks Holocaust Nazi. Milgram merekrut 40 orang sebagai subjek eksperimen yang disebut sebagai guru (teacher). Mereka diminta untuk memberikan sokongan listrik kepada orang lain yang disebut sebagai murid (learner) jika mereka menjawab salah pertanyaan yang diberikan oleh guru. Murid sebenarnya adalah aktor yang berpura-pura kesakitan atau mati akibat sokongan listrik tersebut. Otoritas dalam eksperimen ini adalah seorang ilmuwan yang mengenakan jas laboratorium dan memerintahkan guru untuk terus memberikan sokongan listrik meskipun murid memohon untuk berhenti. Hasilnya, sekitar 65% guru bersedia memberikan sokongan listrik tertinggi (450 volt) kepada murid hanya karena diperintah oleh otoritas. Eksperimen ini menunjukkan bahwa manusia cenderung tunduk kepada otoritas bahkan jika itu bertentangan dengan nurani mereka.
5. Eksperimen Kloning Dolly
Eksperimen ini dilakukan oleh ilmuwan Ian Wilmut dan Keith Campbell pada tahun 1996 di Roslin Institute, Skotlandia. Mereka berhasil menciptakan hewan kloning pertama di dunia, yaitu seekor domba yang diberi nama Dolly. Dolly dibuat dengan menggunakan sel somatik (sel tubuh) dari kelenjar susu seekor domba dewasa. Sel ini kemudian disuntikkan ke dalam sel telur yang telah dikosongkan intinya. Sel telur yang telah mengandung DNA dari sel somatik tersebut kemudian dipindahkan ke rahim seekor domba lain yang berfungsi sebagai ibu pengganti. Dolly lahir pada tanggal 5 Juli 1996 dan hidup selama enam tahun sebelum mati karena penyakit paru-paru. Eksperimen ini membuktikan bahwa hewan dapat dikloning dari sel dewasa dan membuka kemungkinan untuk kloning manusia di masa depan.
6. Eksperimen Pavlov
Eksperimen ini dilakukan oleh ilmuwan Ivan Pavlov pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 di Rusia. Tujuannya adalah untuk mempelajari fenomena kondisioning klasik, yaitu pembelajaran yang terjadi ketika rangsangan netral dikaitkan dengan rangsangan yang menimbulkan respons tertentu. Pavlov menggunakan anjing sebagai subjek eksperimen. Ia mengamati bahwa anjing akan mengeluarkan air liur ketika melihat makanan. Ia kemudian menambahkan rangsangan lain, yaitu suara lonceng, yang diputar setiap kali anjing diberi makanan. Setelah beberapa kali, anjing akan mengeluarkan air liur hanya dengan mendengar suara lonceng, bahkan tanpa melihat makanan. Eksperimen ini menunjukkan bahwa perilaku anjing dapat dipengaruhi oleh rangsangan yang sebelumnya tidak berhubungan dengan respons tersebut.
7. Eksperimen HeLa
Eksperimen ini dilakukan oleh para ilmuwan yang menggunakan sel kanker yang diambil dari seorang wanita kulit hitam bernama Henrietta Lacks pada tahun 1951 di Johns Hopkins Hospital, Baltimore. Sel kanker ini dikenal sebagai sel HeLa dan memiliki kemampuan untuk terus tumbuh dan berkembang biak di laboratorium. Sel HeLa menjadi sumber penting bagi penelitian medis dan biologi selama beberapa dekade. Sel HeLa digunakan untuk mengembangkan vaksin polio, menguji efek radiasi, mengkloning gen, mempelajari penyakit seperti AIDS dan kanker, dan banyak lagi. Namun, eksperimen ini juga menimbulkan masalah etis karena sel HeLa diambil tanpa persetujuan atau pengetahuan Henrietta Lacks atau keluarganya. Selain itu, identitas Henrietta Lacks juga tidak dihormati dan dilindungi oleh para ilmuwan.
Seiring berjalannya waktu, eksperimen ilmiah akan terus menjadi jendela ke dunia yang lebih dalam, dan kita harus tetap terbuka terhadap penemuan-penemuan baru yang mungkin mengubah pandangan kita tentang realitas. Dengan semangat penelitian dan keingintahuan yang tak terbatas, kita dapat terus memecahkan misteri-misteri yang belum terungkap, merangkul perubahan, dan merayakan pencapaian-pencapaian yang menginspirasi.
Demikianlah beberapa eksperimen yang mencengangkan dunia dengan hasil-hasil yang luar biasa. Eksperimen-eksperimen ini membuktikan bahwa ilmu pengetahuan tidak pernah berhenti berkembang dan mengeksplorasi hal-hal baru. Semoga artikel ini dapat memberikan inspirasi dan wawasan bagi Kamu yang tertarik dengan dunia sains. Terima kasih telah membaca artikel ini sampai habis.