Apa Itu Teori Subjektif dalam Karya Seni?

Halo sobat Diringkas! Kali ini kita akan membahas artikel tentang teori subjektif dalam karya seni. Teori ini menyatakan bahwa nilai keindahan suatu karya seni hanya ditentukan oleh perasaan orang yang melihat karya tersebut. Teori ini berbeda dengan teori objektif yang menilai keindahan berdasarkan ciri-ciri fisik karya seni itu sendiri.

Apa Itu Teori Subjektif dalam Karya Seni?

Apa itu Teori Subjektif

Apa Itu Teori Subjektif dalam Karya Seni 2

Teori subjektif adalah teori yang hanya berdasarkan naluri saja untuk menyatakan indah tanpa penjelasan tentang ciri-ciri keindahan dari benda yang dilihatnya. Nilai subjektif adalah nilai keindahan yang dimiliki suatu karya seni, yang tidak hanya fokus pada unsur-unsur fisik yang diserap oleh mata secara visual, tetapi juga ditentukan oleh selera penikmatnya atau orang yang melihatnya. Sedangkan sifat subjektif yaitu sifat yang tergantung individu memandang nilai estetika suatu karya seni tersebut, dan setiap individu memiliki penilaian berbeda .

Salah satu tokoh yang mendukung teori subjektif adalah David Hume. Menurut Hume, keindahan seni tidak terdapat pada benda melainkan pada perasaan dan emosi yang didapat saat pengamat melihat karya seni tersebut. Hume juga mengatakan bahwa tidak ada aturan pasti untuk menentukan keindahan, karena setiap orang memiliki selera dan pendapat yang berbeda-beda.

Bagaimana Contoh Teori Subjektif dalam Karya Seni

Untuk memahami teori subjektif dalam karya seni, kita bisa melihat beberapa contoh berikut:

  • Action Painting dari Jackson Pollock
Apa Itu Teori Subjektif dalam Karya Seni 3

Action Painting adalah salah satu gaya lukisan abstrak ekspresionis yang dilakukan dengan cara menyemprotkan atau meneteskan cat secara acak di atas kanvas. Salah satu pelopor gaya ini adalah Jackson Pollock, seorang seniman Amerika yang terkenal dengan lukisan-lukisannya yang penuh warna dan dinamis.

Baca Juga  Karawitan, Seni Musik Tradisional Jawa yang Penuh Kelembutan

Lukisan-lukisan Pollock tidak memiliki bentuk atau makna tertentu, melainkan merupakan hasil dari proses kreasi yang lepas dan spontan. Pollock tidak merencanakan atau memprediksi bentuk karyanya, melainkan mengikuti naluri dan gerak tubuhnya saat melukis. Lukisan-lukisan ini menunjukkan ekspresi emosional dan intuitif dari sang seniman.

Lukisan-lukisan Pollock bisa dianggap indah oleh beberapa orang karena menangkap emosi yang paling diinginkan oleh seniman kepada pengamatnya. Namun, bisa juga dianggap tidak indah oleh orang lain karena tidak memiliki struktur atau harmoni yang jelas. Nilai keindahan lukisan-lukisan ini sangat bergantung pada perasaan dan selera masing-masing individu.

  • Bau sebagai Karya Seni
Apa Itu Teori Subjektif dalam Karya Seni 4

Bau adalah salah satu elemen sensoris yang jarang digunakan dalam karya seni. Namun, ada beberapa seniman yang mencoba mengeksplorasi bau sebagai media ekspresi artistik. Salah satunya adalah pameran bau bertajuk Fleeting – Scents in Colour yang diadakan di Museum Mauritshuis di Belanda pada tahun 2021.

Pameran ini menampilkan 10 bau yang terinspirasi dari 10 lukisan klasik dari abad ke-17 hingga ke-19. Bau-bau ini dibuat oleh ahli parfum ternama dengan menggunakan bahan-bahan alami seperti rempah-rempah, bunga, buah-buahan, kayu, dan kulit. Bau-bau ini dimaksudkan untuk memberikan pengalaman multisensorial kepada pengunjung dan menghidupkan suasana dari lukisan-lukisan tersebut.

Bau sebagai karya seni bisa dianggap indah oleh beberapa orang karena memberikan sensasi yang berbeda dan menarik. Namun, bisa juga dianggap tidak indah oleh orang lain karena tidak sesuai dengan preferensi atau harapan mereka. Nilai keindahan bau sebagai karya seni sangat bergantung pada perasaan dan selera masing-masing individu.

Kesimpulan

Teori subjektif dalam karya seni adalah teori yang menyatakan bahwa nilai keindahan suatu karya seni hanya ditentukan oleh perasaan orang yang melihat karya tersebut. Teori ini berbeda dengan teori objektif yang menilai keindahan berdasarkan ciri-ciri fisik karya seni itu sendiri. Teori subjektif didukung oleh beberapa tokoh seperti David Hume dan Jackson Pollock. Contoh teori subjektif dalam karya seni antara lain adalah Action Painting dari Jackson Pollock dan Bau sebagai Karya Seni.

Baca Juga  Menyelami Dunia Musik, Apa Saja yang Perlu Diketahui?

Demikian artikel tentang teori subjektif dalam karya seni. Semoga bermanfaat dan menambah wawasan kalian. Jika ada pertanyaan atau komentar seputar artikel ini, silakan tulis di kolom komentar di bawah ini. Terima kasih dan sampai jumpa di artikel selanjutnya!

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments