Dalam perbincangan eksklusif ini, kita akan menapak lebih dalam ke dalam dunia sepakbola Indonesia bersama Ketua Umum PSSI, Erick Thohir dan sosok yang memiliki peran penting di panggung sepakbola dunia yaitu Presiden FIFA Gianni Infantino. Percakapan ini menjadi jendela eksklusif yang mengungkapkan visi, tantangan, dan harapan untuk masa depan sepakbola Indonesia.
Erick Thohir, dengan kepemimpinan yang dinamis, membuka pintu berbagai topik mulai dari kualitas Timnas U-17 hingga langkah-langkah konkrit untuk melawan “mafia sepakbola” dengan Presiden FIFA. Mereka membahas strategi pengembangan, kepercayaan FIFA terhadap potensi Indonesia, dan langkah-langkah penting yang diambil untuk menyelenggarakan acara internasional.
Mari kita terlibat dalam perbincangan yang memberikan wawasan mendalam tentang masa depan sepakbola Indonesia, melalui pandangan dari dua tokoh utama yang memimpin perubahan di lapangan hijau.
Pada sebuah interview eksklusif, Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, berbicara tentang tantangan dan visinya untuk sepakbola Indonesia. Ia menyampaikan harapannya agar dalam 5 tahun, Indonesia bisa bersaing di level 100 terbaik dunia dan meraih prestasi di tingkat Asia. Erick juga mengungkapkan impian jangka panjangnya yaitu melihat Indonesia menjadi juara dunia dalam 50 tahun ke depan.
Dalam pembicaraan tentang Timnas U-17, Erick mengakui kualitas saat ini bisa menjadi representasi sepakbola Indonesia, namun perlu komposisi tim terbaik yang memerlukan waktu lebih panjang. Ia mendorong adanya pertandingan U17 dan U20 di FIFA Match Day untuk mempersiapkan regenerasi pemain dengan baik.
Ketika berbicara tentang kepercayaan FIFA terhadap Indonesia, Erick menyambut baik keputusan membuka kantor permanen di Jakarta sebagai bukti potensi besar negara ini dalam mengembangkan sepakbola. Presiden FIFA, Gianni Infantino, menegaskan bahwa kehadiran kantor permanen adalah komitmen jangka panjang untuk mendukung pengembangan sepakbola di seluruh wilayah Asia Timur.
Dalam konteks pengembangan, FIFA berfokus pada tiga aspek utama di Indonesia: keamanan dan keselamatan, pencegahan match fixing, dan pengembangan sepakbola. Presiden FIFA menyatakan bahwa dengan populasi yang besar, Indonesia memiliki potensi melahirkan pemain-pemain top, dan FIFA berencana untuk membangun Technical Center dan FIFA Academy di Indonesia.
Erick Thohir juga membahas isu match fixing sebagai “mafia sepakbola” yang harus dilawan tegas. FIFA, melalui pemantauan global, berusaha mengidentifikasi pola taruhan mencurigakan, dan Erick menekankan pentingnya keterlibatan otoritas kepolisian untuk mengatasi masalah ini.
Dalam membahas masa depan, Erick menyatakan keyakinannya bahwa Indonesia dapat menjadi tuan rumah lebih banyak untuk acara internasional. Dengan adanya kantor FIFA di Jakarta, peluang ini semakin terbuka lebar. Erick berharap agar dalam 10 tahun, Indonesia sudah bisa masuk kualifikasi Piala Dunia U-17 dan U-20.
Interview ditutup dengan visi Erick untuk sepakbola Indonesia dalam 5, 10, dan 50 tahun ke depan. Dalam 5 tahun, konsistensi di level 100 terbaik dunia diharapkan, sementara 10 tahun ke depan melibatkan kualifikasi Piala Dunia junior. Impian terbesar adalah menjadi juara dunia dalam 50 tahun. Erick Thohir menyimpulkan harapan untuk menciptakan pemain berkualitas dari berbagai lapisan masyarakat dengan menjaga kesinambungan dan standardisasi. Untuk Interview selengkapnya bisa dilihat pada video dibawah ini.
Dengan adanya kantor FIFA di Indonesia, langkah-langkah menuju pengembangan sepakbola Indonesia diharapkan semakin mantap. Meskipun tantangan ada, optimisme dan komitmen Erick Thohir menjadi pendorong untuk mencapai prestasi gemilang di tingkat internasional.