Bagi kalian yang suka menonton film animasi, pasti tidak asing dengan film Madagascar. Salah satu karakternya yang bernama Marty adalah tokoh utama yang ikonik yang merupakan seekor Zebra. Sama seperti di film, Zebra bisa kita jumpai di kebun binatang maupun di habitat aslinya yaitu di padang rumput, sabana, hutan atau semak belukar di wilayah Afrika. Hewan dengan keunikan corak tubuh berupa belang-belang hitam-putih ini hidup secara berkelompok. Namun pernahkah kalian berpikir bagaimana cara zebra mengenali induknya? Bukankah corak zebra semuanya sama? Kita bahas lebih lanjut, yuk!
Sejarah Zebra
Dilansir dari Wikipedia, zebra disebut “hippotigris” yang berarti “harimau kuda” oleh orang Yunani dan Romawi. Kata “zebra” pertama diciptakan sekitar tahun 1600 dan berasal dari bahasa latin “equiferus” yang berarti kuda liar. Istilah ini merupakan gabungan dari kata “equus” yang berarti kuda dan “ferus” yang berarti liar atau buas. Kata “equiferus” kemudian diserap ke dalam bahasa Portugis menjadi “ezebro” atau “zebro” yang berarti “equus yang misterius dan liar”.
Bagi sekelompok etnis di wilayah Afrika Selatan yang disebut suku Shona, zebra merupakan hewan yang disanjung karena coraknya yang melambangkan persatuan pria dan wanita. Bahkan bagi diaspora Afrika (kumpulan komunitas dari seluruh dunia yang diturunkan dari orang Afrika) menganggap zebra sebagai perlambangan politik ras dan identitas karena berwarna hitam dan putih. Sebagian masyarakat Afrika memiliki peribahasa yang berbunyi “seseorang tanpa budaya itu seperti zebra tanpa belang-belang”.
Corak Zebra
Corak belang-belang yang merupakan ciri khas zebra membuatnya unik dan mudah dikenali. Pada beberapa zebra, bagian perut dan kakinya berwarna putih tanpa garis serta moncong dan hidungnya berwarna hitam. Corak belang dari dahi sampai ekornya vertikal ke bawah, namun untuk bagian kaki, telinga dan ekor arah coraknya horizontal. Sedangkan di bagian bokong coraknya berbeda untuk setiap zebra.
Macam-Macam Corak Belang Zebra
Setiap individu zebra memiliki corak belang-belang yang berbeda satu sama lain, seperti halnya sidik jari manusia. Beberapa ilmuwan pengamat binatang telah mengklasifikasikan spesies zebra menjadi tiga spesies, dimana masing-masing spesies memiliki karakteristik corak yang berbeda. Hal ini dipengaruhi oleh perkembangan kemunculan corak belang sejak zebra masih dalam wujud embrio. Bagi spesies zebra dataran (equus quagga), perkembangan coraknya dimulai pada minggu ketiga. Sedangkan untuk spesies zebra gunung (equus zebra) dan zebra grévy, masing-masing perkembangan coraknya dimulai pada minggu keempat dan kelima.
Zebra Grévy (Equus Grévy)
Spesies ini memiliki corak belang-belang yang sempit dan tidak lebar sehingga cenderung rapat satu sama lain. Perut dan pangkal ekornya berwarna putih, serta memiliki batas warna putih di area moncong atau hidungnya.
Zebra Dataran (Equus Quagga)
Berbeda dengan spesies zebra grévy, zebra dataran (equus quagga) memiliki corak belang-belang yang jaraknya lebar satu sama lain. Uniknya, di antara corak belang hitamnya terdapat corak dengan warna abu-abu pada bagian bokongnya.
Zebra Gunung (Equus Zebra)
Pada spesies zebra gunung, corak belangnya terlihat seperti gabungan dari dua spesies yang lain. Di bagian kepala dan bahu corak belang-belangnya berjarak rapat, sedangkan di bagian bokong berjarak lebar. Uniknya, di bagian moncong atau hidungnya ada sedikit warna oranye.
Kegunaan Corak Belang Zebra
Corak belang-belang yang berbeda ternyata tidak hanya berfungsi untuk membedakan spesies zebra. Ternyata corak belang-belang ini punya kegunaan lainnya, lho. Sebelum membahas cara zebra mengenali induknya, kita bahas dulu apa saja kegunaan belang-belang zebra, yuk!
Sebagai Kamuflase
Umumnya, zebra hidup berkelompok. Corak belang-belang yang menjadi ciri khas unik zebra ini ternyata membantu mereka dalam melakukan kamuflase. Mereka bersembunyi di rerumputan yang tinggi untuk menghindari predator seperti singa atau cheetah yang tidak bisa membedakan warna, terutama di malam hari. Predator yang perlu mengamati mereka sebelum memburu, akan kebingungan untuk membedakan individu dan menentukan jumlah individu dalam suatu kelompok. Akibatnya predator tersebut tidak bisa menentukan besar ukuran individu zebra.
Sebagai Identitas
Karena setiap spesies memiliki corak belang-belang yang berbeda, hal ini mempermudah zebra dalam menemukan kawanannya dari jauh. Ketika tidak sedang diburu, zebra akan berkelompok. Namun ketika predator mengejar, zebra akan memisahkan diri dari kawanannya. Selesai pengejaran, ia akan kembali lagi ke kawanannya dengan mengenali corak kawanannya.
Sebagai Perlindungan Dari Serangga
Di area kandang hewan ternak, sering dijumpai spesies lalat kuda atau lalat hutan. Serangga ini merupakan ektoparasit pemakan darah terutama kuda dan mamalia besar seperti sapi. Gigitan lalat ini dapat menyebabkan kesulitan bernapas, timbulnya ruam, atau nyeri tubuh. Lalat ini tertarik dengan zebra karena masih berkerabat dengan kuda, namun bulu zebra dapat menghalangi serangga ini karena corak belang-belang zebra memantulkan cahaya sehingga menyulitkan lalat tersebut untuk mengenali lingkungannya.
Sebagai Pengatur Suhu Tubuh
Corak belang-belang pada zebra dapat membantu zebra dalam mengatur suhu tubuhnya. Warna hitam menyerap panas sedangkan warna putih merefleksikannya. Sehingga corak ini membantu zebra dalam meregulasi suhu panas. Di batas warna hitam dan putih, udara panas berputar dan mendinginkan si zebra.
Cara Zebra Mengenali Induknya
Meski zebra hidup berkelompok, setelah melahirkan induk zebra akan terus berada di sekitar anaknya. Sang induk juga melarang induk zebra lain untuk mendekati anaknya. Hal ini dikarenakan anaknya berusaha mengenali dan mengingat corak belang-belang, bau dan suara sang ibu. Perilaku ini disebut dengan imprinting atau “mencap”. Perilaku ini dilakukan segera setelah bayi zebra lahir. Subyek pertama yang dilihat sang anak ketika baru lahir akan dicap (di-imprint) sebagai “ibu”nya. Tidak hanya terjadi pada zebra, perilaku ini juga terjadi seperti pada anak ayam yang baru menetas. Setelah menetas dan melihat ibunya untuk pertama kali, anak ayam tersebut akan mengikuti sang ibu kemana saja.
Jadi, bagaimana? Unik sekali bukan!